Anatomi
tubuh wanita kemungkinan besar menjadi penyebab gejala herpes pada wanita sehingga lebih merugikan dan lebih sulit
untuk dikontrol dibanding pada pria. Dalam anatomi tubuh wanita, ukuran
permukaan jaringan mukosa pada alat kelamin wanita lebih besar dari jaringan
yang ada pada alat kelamin pria. Jaringan ini merupakan bagian yang paling
rentan dari anatomi tubuh wanita terhadap virus herpes genitalis. Luas
permukaan yang lebih besar membuat infeksi dari gejala herpes genitalis lebih
besar pula.
Dampak herpes genital
biasanya penularan virusnya lebih rentan pada wanita
disebabkan karena daerah genital pada wanita memiliki lebih banyak sel mukosa, yaitu
sel yang mengandung cairan pada tubuh. Alasan lain adalah siklus menstruasi wanita.
Hal ini menjadikan siklus perubahan hormon mempengaruhi sistem kekebalan pada
tubuh wanita. Selain itu sistem kekebalan tubuh yang rendah menjadikan lebih
mudah bagi virus herpes simpleks menyebabkan infeksi.
Wanita
dengan herpes mengalami beberapa gejala yang sama seperti laki-laki. Wabah
herpes dimulai dengan rasa gatal atau kesemutan di daerah kelamin. Disertai
kemerahan pada kulit dan kemudian membentuk lepuhan. Lepuh ini akan sakit bila
disentuh dan dampaknya lebih lama menjangkit wanita dibandingkan pada pria. herpes
juga biasanya di sebabkan karena daya tahan tubuh berada pada titik yang lemah,
sehingga virus herpes dengan mudah masuk ke dalam tubuh terutama pada kelamin
pada wanita.
Herpes
yang tidak segera ditangani akan lebih cepat menyimbulkan virus. Wanita
cenderung memiliki wabah lebih sering bila dibanding dengan pria. Dan gejalanya
juga cenderung lebih menyakitkan dan sulit untuk diobati. Hal ini menimbulkan
kekhawatiran bagi para wanita untuk menularkan virus kepada anak-anaknya saat
melahirkan. Selain itu, siklus menstruasi pada wanita dapat menurunkan sistem
kekebalan tubuh yang juga membuat lebih mudah bagi virus untuk menginfeksi
tubuh perempuan.
Kondisi
yang paling memprihatinkan adalah ketika seorang wanita hamil dan
terinfeksi virus herpes genitalis. Sebab virus herpes genitalis ini dapat
menular kepada bayinya pada saat persalinan. Hal ini dapat mengancam kehidupan
bayi yang baru lahir. Karena itu, ibu hamil yang terinfeksi virus herpes
genitalis, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter ahli agar ada penanganan yang
lebih serius sehingga bayi yang nantinya dilahirkan tidak terinfeksi virus
herpes genitalis.
Salah satu cara pencegahan agar virus tidak menular kepada
bayi adalah dengan tes laboratorium sebelum menikah. Dibeberapa negara,
pasangan yang akan menikah harus dites dulu darahnya, untuk mencegah berbagai
macam penyakit menular kepada bayinya nanti.
article from: metropolehospital.com
Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau
anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana
pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor 021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda senantiasa sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar