Sebagian
besar kasus chlamydia adalah diam, tidak menyebabkan gejala. Namun, pria dan
wanita dengan chlamydia mungkin mengalami keputihan yang abnormal atau sakit
saat buang air kecil. Gejala mulai timbul dalam waktu 3-12 hari atau lebih
setelah terinfeksi. Pada penis atau vagina muncul lepuhan kecil berisi cairan
yang tidak disertai nyeri.
Lepuhan ini berubah menjadi ulkus (luka terbuka)
yang segera membaik sehingga seringkali tidak diperhatikan oleh penderitanya.
Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada salah satu atau
kedua selangkangan.
Kulit diatasnya tampak merah dan
teraba hangat, dan jika tidak diobati akan terbentuk lubang (sinus) di kulit
yang terletak diatas kelenjar getah bening tersebut. Dari lubang ini akan
keluar nanah atau cairan kemerahan, lalu akan membaik, tetapi biasanya
meninggalkan jaringan parut atau akan
kambuh kembali. Gejala lainnya adalah demam, tidak enak badan, sakit
kepala, nyeri sendi, nafsu makan berkurang, muntah, sakit punggung dan infeksi
rektum yang menyebabkan keluarnya nanah bercampur darah.
Akibat penyakit yang berulang dan
berlangsung lama, maka pembuluh getah bening bisa menyebabkan pembentukan
jaringan parut yang selanjutnya mengakibatkan penyempitan. Beberapa orang mungkin
tidak merasakan gejala apapun jika
dibiarkan, Chlamydia bisa memicu penyakit radang panggul sampai ketidaksubura.
Pada
beberapa kasus, Chlamydia juga memicu kehamilan di luar rahim sementara pria
yang terkena Chlamydia biasanya merasakan sensasi terbakar ketika buang air
kecil, nyeri, dan buah zakar membengkak, wanita hamil yang mengidap Chlamydia
bisa melahirkan bayi premature. Bayi yang baru lahir dari ibu dengan Chlamydia
berisiko terkena infeksi mata atau pneumonia.
Bayi yang terkena chlamydia di
jalan lahir selama persalinan dapat mengembangkan konjungtivitis (infeksi mata
yang disebut “mata merah”) atau pneumonia. Gejala konjungtivitis, yang meliputi
debit dan kelopak mata bengkak, biasanya berkembang dalam 10 hari pertama
kehidupan. Gejala Pneumonia, termasuk batuk semakin memburuk dan kemacetan,
paling sering berkembang dalam waktu tiga sampai enam minggu setelah kelahiran.
Kedua kondisi dapat diobati berhasil dengan antibiotik. Karena risiko ini
dengan, dokter baru lahir banyak merekomendasikan tes rutin dari semua wanita
hamil untuk klamidia.
article from: metropolehospital.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar