Senin, 18 November 2013

Gejala Chlamydia


Sebagian besar kasus chlamydia adalah diam, tidak menyebabkan gejala. Namun, pria dan wanita dengan chlamydia mungkin mengalami keputihan yang abnormal atau sakit saat buang air kecil. Gejala mulai timbul dalam waktu 3-12 hari atau lebih setelah terinfeksi. Pada penis atau vagina muncul lepuhan kecil berisi cairan yang tidak disertai nyeri.

 Lepuhan ini berubah menjadi ulkus (luka terbuka) yang segera membaik sehingga seringkali tidak diperhatikan oleh penderitanya. Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada salah satu atau kedua selangkangan. 

Kulit diatasnya tampak merah dan teraba hangat, dan jika tidak diobati akan terbentuk lubang (sinus) di kulit yang terletak diatas kelenjar getah bening tersebut. Dari lubang ini akan keluar nanah atau cairan kemerahan, lalu akan membaik, tetapi biasanya meninggalkan jaringan parut atau akan  kambuh kembali. Gejala lainnya adalah demam, tidak enak badan, sakit kepala, nyeri sendi, nafsu makan berkurang, muntah, sakit punggung dan infeksi rektum yang menyebabkan keluarnya nanah bercampur darah. 

Akibat penyakit yang berulang dan berlangsung lama, maka pembuluh getah bening bisa menyebabkan pembentukan jaringan parut yang selanjutnya mengakibatkan penyempitan. Beberapa orang mungkin tidak merasakan gejala apapun jika dibiarkan, Chlamydia bisa memicu penyakit radang panggul sampai ketidaksubura.

Pada beberapa kasus, Chlamydia juga memicu kehamilan di luar rahim sementara pria yang terkena Chlamydia biasanya merasakan sensasi terbakar ketika buang air kecil, nyeri, dan buah zakar membengkak, wanita hamil yang mengidap Chlamydia bisa melahirkan bayi premature. Bayi yang baru lahir dari ibu dengan Chlamydia berisiko terkena infeksi mata atau pneumonia.

Bayi yang terkena chlamydia di jalan lahir selama persalinan dapat mengembangkan konjungtivitis (infeksi mata yang disebut “mata merah”) atau pneumonia. Gejala konjungtivitis, yang meliputi debit dan kelopak mata bengkak, biasanya berkembang dalam 10 hari pertama kehidupan. Gejala Pneumonia, termasuk batuk semakin memburuk dan kemacetan, paling sering berkembang dalam waktu tiga sampai enam minggu setelah kelahiran. Kedua kondisi dapat diobati berhasil dengan antibiotik. Karena risiko ini dengan, dokter baru lahir banyak merekomendasikan tes rutin dari semua wanita hamil untuk klamidia.
 


article from: metropolehospital.com

Peringatan : jika kamu merasa artikel kami belum jelas atau anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor 021-6911922. Metropole Hospital Jakarta berharap semoga anda senantiasa sehat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar